Anti Kekerasan, anti tawuran
LEMBAR JAWABAN PORTOFOLIO
PENILAIAN TENGAH SEMESTER
SMP ISLAM AT-TAWWAABIIN
Nama Lengkap : Danu Ngesti Prasetyo
Kelas . :9.3
Mata Pelajaran :TIK
Jawaban :
Selamat siang para hadirin yang saya hormati. Nama saya Danu Ngesti Prasetyo. Saya mewakili para siswa SMP di kota yang sangat kita cintai ini.
Saya adalah salah satu pelajar dari SMP Swasta di kota ini, yang sangat memedulikan pentingnya pendidikan bagi masa depan kita semua, dan begitu juga dengan kenyamanan kita bersama dalam menuntut ilmu. Saya tidak memiliki keinginan apa pun berdiri di sini. Saya hanya ingin mengungkapkan sedikit keresahan hati saya sebagai seorang pelajar.
Saya di sini mewakili para pelajar di kota ini yang mengalami keresahan akibat banyaknya tawuran dan kekerasan.
Saya resah dengan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh adanya tawuran atau klithih yang semakin hari semakin tidak ada akhirnya.
Saya resah dengan rasa ingin membalas dendam antarpelajar ketika terpancing emosi karena salah sasaran atau yang mereka sebut dengan rasa kesetiakawanan.
Saya ingin sekali kita belajar dengan damai. Kita belajar di kota ini dengan tujuan yang sama, yaitu menuntut ilmu agar dapat mencapai cita-cita setinggi mungkin. Rasa kesetiakawanan yang selama ini kita agung-agungkan, ada baiknya kita salurkan ke hal-hal yang positif, yang dapat mendukung prestasi kita dan juga masyarakat di sekitar kita.
Apakah teman-teman tidak ingin kita hidup dengan damai ketika sedang menuntut ilmu?
Belum lama ini kita dengar seorang pelajar tewas akibat disabet clurit dari belakang. Dan setelah ditelurusi, ternyata pelakunya telah keliru. Pelajar yang ia klithih, ternyata bukan orang yang ia anggap musuh selama ini. Dan mirisnya, semua ini hanya karena masalah sepele, yaitu tidak terima motornya diselip oleh orang tersebut.
Ayolah, teman. Mari kita jaga kenyamanan di antara kita. Jangan mudah terpancing emosi untuk hal-hal yang sepele.
Saat ini kita berkumpul bersama untuk merasakan bahwa persahabatan itu benar-benar membuat kita bersatu. Menyamakan hati dan perasaan kalau kita adalah pelajar yang cinta damai. Banyak dari kita adalah pelajar yang jauh dari orangtua. Betapa besarnya harapan orangtua kita ketika mengirim kita ke kota ini hanya untuk belajar. Dan seperti kata ibu saya ‘tidak ada orang tua yang ingin jauh dari anaknya, kecuali untuk masa depan anaknya’. Apakah kita tega menyakiti kedua orangtua kita hanya untuk memuaskan emosi kita dengan berkelahi, melakukan kekerasan, dan bahkan menyebabkan telah hilangnya nyawa orang lain?
Ibu saya selalu berkata, “Baik-baiklah di mana pun kamu berada, Nak. Jaga diri baik-baik, dan Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar.”
Mungkin hanya pesan sederhana yang kadang saya lupakan ketika sedang bersama teman-teman saya di sekolah. Tapi, meski sederhana, saya yakin ini adalah amanat yang terberat agar hidup kita lebih baik lagi ke depannya.
Sekian dan terima kasih.